Translate

Minggu, 20 Januari 2013

Love In Jeju Island


Love in Jeju Island
Author : Annisa Noranda Barezky

Main cast :
-          Cha Yoomi
-          Kris Wu
-          Lee Eunji a.k.a Wu Eunji
-          Huang Zi Tao
-          And other cast.
Genre : friendship, romance, family.
Disclaimer : FF ini saya buat setelah mendapatkan cerita mimpi milik teman saya,  dan kebetulan saya juga mendapat peran di mimpinya. Karena ceritanya lumayan unik. Aku jadikan ceritanya menjadi versi ff. Tak suka? Tak usah baca!
***

Yoomi POV
                Jujur saja, aku sangat sedih melihat perubahan drastis pada sahabatku, Eunji. Gadis periang dan cerdas itu hilang dalam sekejap tatkala seluruh anggota keluarganya tewas dalam suatu tragedi kecelakaan. Sekarang ia tinggal bersama bibinya. Hmm, hidup memang terkadang tak selalu berpihak pada seseorang. Bahkan sekarang, ia sangat jarang memperhatikan pelajaran dari Choi sonsaengnim guru favoritnya. Lamunanku tertuju pada pelajaran yang tengah diterangkan oleh Choi sonsaengnim hingga ada guru BP masuk ke kelas dan membisikkan sesuatu pada Choi sonsaengnim. Choi sonsaengnim tampak mengangguk tanda paham akan yang tengah dibisikkan. Hingga akhirnya ia membuka suara.
                “Eunji-ssi, ada yang mencarimu. Temui mereka di ruang kepala sekolah.” Titah Choi sonsaengnim lembut.
                “ye sonsaengnim.” Jawab Eunji singkat.
                “Eunji-ah, hwaiting!^^” bisikku, yang hanya dibalas sebuah anggukan malas oleh Eunji. Semoga saja orang yang mencarinya bisa merubah watak gadis ini.
                ***
Eunji POV
                Aku merasa sedikit cemas akan orang yang mencariku. Siapa mereka? Aih, nan molla. Semoga saja orang baik. Ku genggam ragu knop pintu ruang kepala sekolah. Akhirnya dengan keberanianku yang terkumpul. Aku coba membukanya. Hingga tampak di jauh seberang pintu, kepala sekolah sedang berbicara dengan sepasang suami istri yang tampaknya sudah berusia hampir setengah abad.
                “Eunji-ssi, masuklah.” Perintah kepala sekolah lembut, aku mengangguk pelan tanda mengiyakan ucapannya.
                “ada apa, kepala sekolah?” tanyaku to the point.
                “jadi begini, kau masih ingat dengan kemenanganmu di olimpiade biologi waktu itu? Mereka merasa kagum pada kecerdasanmu. Awalnya mereka berniat hanya memberimu beasiswa atas kesuksesanmu. Tapi setelah mereka mendengar berita jika orangtuamu meninggal. Mereka ingin mengadopsimu.” Terang kepala sekolah. Mataku membelalak bulat tak percaya.
                “jadi, kau mau menjadi bagian dari keluarga kami? Kebetulan kami sangat menginginkan anak perempuan.” Ujar seorang wanita dengan keibuannya. Aku merasa nyaman dengan suara nya, suara yang penuh akan kehangatan dan kasih sayang tulus. Dan manik matanya terpancar akan penuhnya rasa keibuan yang membuatku luluh.
                “jadi, kau mau nak?” tanya seorang laki-laki disebelahnya yang kuyakini adalah suaminya.
                “aku.. aku harus bertanya dulu pada keluargaku.” Jawabku pelan.
                “tenang saja. Kami akan mengurusi masalah itu pada keluargamu nanti. Kau mau?”
                “baiklah, aku mau.” Jawabku lalu tersenyum senang. Semoga penilaianku tentang mereka tak salah.
***
Ternyata penilaianku 100% akurat tentang mereka. Mereka benar-benar bersikap baik padaku. Hari ini aku sudah resmi diadopsi oleh keluarga mereka. Dan aku menjadi seorang Wu Eunji, bukan Lee Eunji lagi. Selain mereka, aku memiliki seorang saudara baru yang jarak usia kami terpaut 4 tahun bernama Kris Wu. Wajahnya tampan bak malaikat tanpa sayap. Mata elangnya selalu menatapku teduh yang membuatku semakin nyaman berada ditengah keluarga ini. Dan sepupu baruku bernama Huang Zi Tao. Begitupun dengan Tao oppa yang juga selalu bersikap baik padaku. Mereka memperlakukanku bak sebuah karang yang rapuh. Tapi aku merasa nyaman dengan perlakuan mereka. Terlebih mereka memiliki perusahaan yang bergerak dibidang perhotelan. Appa.. Eomma.. terimakasih sudah memberiku pengganti kalian, memberiku pengganti yang memperlakukanku bagai aku adalah anak kandung mereka. Aku bahagia.. sangat bahagia..
“oh iya, 1 minggu lagi gadis kecilku akan berulangtahun kan?” ujar Appa baruku yang menghampiriku yang tengah bersantai di ruang tv dengan eomma. Aku mengangguk semangat.
“bagaimana jika kita menyewa kapal pesiar untuk merayakannya?” saran eomma.
“andwaeeee. Eum, aku mau yang sederhana saja.. aku hanya ingin merayakannya bersama orang terdekatku..” jawabku.
“eum.. kebetulan eomma dan appa ada keperluan di pulau Jeju minggu depan. Bagaimana kalau kita sekalian saja berlibur kesana?” saran eomma.
“bagus juga saranmu yeobo. Bagaimana nak? Kau mau?” tanya Appa.
“aku mau appa.. eum, tapi..” ujarku menggantung.
“tapi apa?” tanya mereka serentak.
“aku ingin mengajak sahabatku.. Kris oppa bisa bermain dengan Tao oppa, sedangkan aku tidak ada..” ujarku lesu.
“kau ingin mengajak Yoomi?” tanya eomma dan kubalas anggukan semangat.
“yasudah.. ajak saja Yoomi. Katakan padanya besok sore kita akan langsung berangkat.” Ujar Appa.
“jeongmal?” tanyaku.
“ne chaggi, anything for you..” jawab Eomma.
“gomawo eomma.. appa..”
“ne cheonma..”
***
Yoomi POV
                “kyyaaaaaaaaaa. Jeongmal gomawo Eunji-ah.. saranghae..” pekikku girang setelah mendapat ajakan Eunji.
                “ne.. sore ini kita langsung berangkat.” Jawab Eunji tak kalah semangat. Aku benar-benar bahagia. Doaku saat itu benar-benar dikabulkan tuhan. Eunji menjadi jauh lebih baik setelah diadopsi oleh keluarga kaya yang baik hati seperti mereka.
                “okee^^” jawabku.
                “yasudah, kau siapkan aja kopermu. Pilih yang besar karena kita akan 1 minggu disana.” Saran Eunji.
                “eh? Satu minggu? Berarti.. 1 hari setelah pulang kita langsung menghadapi ujian semester?”
                “hmm.. ne.. tapi tenang saja, Kris dan Tao oppa bisa mengajari kita. Arratchi? Atau kita bisa pulang lebih cepat.”
                “hmm, ne arraseo..” jawab ku tenang. Yah, sedikit lebih tenang memikirkan ujian semester.
                ***
                Author POV
                “oppa, tolong angkatkan koperku..” rengek Eunji.
                “aish, shirreo.” Jawab Tao, Eunji mempoutkan bibirnya kesal. Sedangkan Yoomi hanya cekikikan. Yoomi lupa jika dirinya juga butuh bantuan orang lain mengangkat kopernya -_-
                “jangan cemberut. Aku hanya bercanda chaggi..” goda Tao.
                “nah, ppalli. Angkat koperku.” Titah Eunji.
                “aish, arraseo.” Jawab Tao lalu mengangkat koper Eunji yang.. seberat lemari.
                “Eunji-ah, bagaimana dengan koperku?” bisik Yoomi.
                “suruh saja Tao oppa kalau dia masih mau mengangkatnya.” Jawab Eunji watados.
                “aku tak enak jika harus menyuruhnya.” Bisik Yoomi lagi.
                “kalau begitu suruh saja dia.” Ujar Eunji lalu menunjuk Kris yang tengah asik mendengar lagu dari Ipodnya.
                “andwaeeee, mukanya sangat seram. Aku tak mau.” Protes Yoomi.
                “ya sudah. Angkat saja sendiri. Weekkk.” Jawab Eunji enteng lalu memberikan mehrong nya pada Yoomi yang tengah ber masam ria.
                “Tao oppa.. tolong angkatkan koper Yoomi..” ujar Eunji.
                “aish shirreo. Suruh saja Kris hyung.” Protes Tao. Kris yang mendengar namanya disebut beberapa kali melepas headset Ipodnya.
                “wae?” tanya Kris enteng.
                “tolong angkatkan koper Yoomi..” ujar Tao.
                “aish, shirreo. Angkat saja sendiri.” Jawab Kris.
                “oppa.. ayolah..” bujuk Eunji.
                “shireoooooooooo.”
                “Eunji-ah, lebih baik aku pulang saja kalau begini jadinya.” Ucap Yoomi.
                “baguslah, kau pulang saja. Daripada kau menyusahkan disini.” Jawab Kris enteng sembari membolak-balikkan majalah sport yang tengah dibacanya.
                “KRIS WU!!!” pekik semua orang yang ada disana, kecuali Yoomi.
                “wae?  Apa aku salah bicara?” tanya Kris watados, lagi.
                “angkat kopernya.” Titah sang Appa yang ternyata sudah menguping pertengkaran mereka.
                “appaaaaaa..”
                “angkat saja. Kau bukan bayi raksasa disini.” Omel sang eomma. Dengan berat hati sembari mengumpat tak jelas Kris mengangkat koper Yoomi.
                ‘sehina apa koperku hingga seenggan itu dia menyentuhnya? Kesan pertama, menyeramkan, payah, angkuh, membosankan dan tampan.’ Pikir Yoomi.
                “yang sabar.. Kris memang sering begitu.” Ujar Ny. Wu.
                “ne, kwaenchanna omonim..” jawab Yoomi, setengah hati.
                ***
At Jeju Island..
                “Eunji, kita akan menginap dimana selama di pulau Jeju?” tanya Yoomi.
                “eomma bilang kita akan menginap di villa milik mereka. Menurut penjelasan Tao oppa, itu adalah villa apung.”
                “villa apung? Maksudmu, villa itu letaknya di atas danau atau laut, begitu?” tanya Yoomi.
                “ya kiranya begitulah..”
                ***
                “pokoknya aku mau dengan Tao oppa, titik.” Ujar Eunji enteng.
                “pokoknya aku mau dengan Eunji, titik.” Ujar Tao.
                “terus aku?” tanya Yoomi.
                “dengan siapa lagi? Tentu saja dengan si Angry Kris.” Ejek Tao yang langsung mendapatkan death glare Kris.
                “yaaakk!  Eunji-ah, aku mohon kali ini saja. Bisakah kau yang mengalah?” ujar Yoomi lalu memberikan aegyo terbaiknya.
                “shireooo! Aku yang ulang tahun disini. Jadi aku yang mengatur.” Jawab Eunji.
                “itu benar.” Jawab Tao lalu berhigh five ria dengan Eunji.
                ‘sebenarnya  apa yang mereka rencanakan?’ pikir Kris.
                “Eunji-ah...” ujar Yoomi memelas.
                “shirreoooo~” jawab Eunji lalu menyeret Tao pergi dari TKP.
                Keheningan menyelimuti Yoomi-Kris setelah ditinggal pergi oleh Eunji-Tao.
                “ayo kita pergi.” Ujar Kris yang akhirnya memecahkan kesunyian.
                “kemana?”
                “Klub malam.” Jawab Kris enteng.
                “kyaaaaaaaa~ andwaeeeee” pekik Yoomi.
                “aish, ikut saja. Atau kau mau aku tinggalkan disini?”
                “aish.. ne..” jawab Yoomi pasrah.

Yoomi POV
                Huft, untung saja ia benar-benar tak membawaku ke klub malam. Ternyata benar dugaanku, villa milik keluarga mereka berada di atas laut. Ya, jadi intinya ini villa apung. Tapi ada yang aneh menurutku. Villa ini kosong. Eunji dan Tao oppa ternyata langsung jalan-jalan. Eunjiiii, aku tak mau lagi liburan dengan orang aneh seperti oppa mu..
                “kamarmu disana.  Dan kamarku ada di sebelah kamarmu. Jika ada perlu, langsung saja panggil aku. Kau mengerti?” tanya Kris.
                “ne oppa, aku mengerti.” Jawabku lalu mengikuti Kris oppa yang tengah mengangkat koperku dari belakang. Jika dilihat dari punggungnya, ku akui makhluk ini sangat tampan. Sangat berbeda dengan sifatnya yang sedikit memuakkan. Akhirnya langkah Kris oppa terhenti di depan lemari yang ada di kamarku. Hingga ia menaruh koperku dan beranjak keluar.
                “Kris oppa.” Panggilku, ia memberhentikan langkahnya dan menoleh kearahku. “gomawo” ucapku lalu dibalas seulas senyum tipis di wajahnya. Kyaaaaaaaaaa~ eommaaaa, dia sangat tampan jika sedang tersenyum.
                ***
                “aku lapar..” gumamku sembari mengelus perutku menenangkan cacing di perutku.
                “kau lapar?”
                “eh? Oppa? Sejak kapan kau berada disitu?”
                “baru saja. Aku juga memanggilmu untuk makan malam. Kajja.” Ajak Tao oppa, syukurlah.
                ***
                “oppa, biar aku yang ambilkan piring.” Pintaku pada Tao oppa yang tengah sibuk menyiapkan meja makan.
                “ne, ambil saja di dapur.” Jawabnya.
Author POV
                Yoomi mulai melangkah ke dapur dan mengambil beberapa piring. Tiba-tiba listrik villa padam. Yoomi yang phobia akan gelap terkejut seakan mendapatkan serangan listrik. Rasa takutnya benar-benar melebihi batas hingga tangannya bergetaran dan lututnya lemas. Hingga piring-piring yang baru saja akan di bawanya melayang jatuh dari tangannya.
                PRANG!
                Terdengar suara pecahan tersebut yang membelah kesunyian dalam villa. Yoomi terduduk dan segera meringkuk tubuhnya. Membenamkan kepalanya dan menangis. Hingga akhirnya listrik kembali hidup.
                “Yoomi-ya.. kwaenchanayo?” tanya Eunji khawatir.
                “ne.. kwaenchanna. Aku hanya takut gelap.” Jawab Yoomi.
                “tsk, dasar gadis bodoh.” Ujar Kris senewen. Kris mengeluarkan suara yang tidak kecil untuk menyuarakan sindirannya yang tepat sasaran untuk Yoomi.
Yoomi mulai kehilangan titik kesabarannya mengambil garpu yang ada di rak piring, bersiap melemparnya ke arah Kris. Begitupun dengan Kris yang sudah siap dengan sendok makan ditangannya. Keduanya sibuk melempar death glare tanda mereka siap berperang. Tao menarik Eunji untuk segera melindungi diri dari serangan brutal yang akan hadir di villa mereka di balik meja makan.
“oppa, kenapa kau malah menyeretku untuk menghindar? Cegah mereka!” bisik Eunji.
“kau mau mendapat kenangan berupa cap sendok atau garpu diwajahmu. Percuma saja, kau tahu kan bagaimana si Angry Kris itu. Dan kau juga tahu kan watak Yoomi. Mereka sama-sama keras kepala.” Ceramah Tao.
‘benar juga, daripada aku yang kena.’ Pikir Eunji.
“kyaaaaaaaa” pekik Yoomi lalu melemparkan garpu nya ke arah Kris. Kris yang bisa membaca pergerakan Yoomi segera menghindar dan berhasil, garpu justru menabrak dinding dapur. Kini giliran Kris yang siap melempar sendok makan miliknya. Ia menampilkan seringaiannya sebelum mengambil posisi serangan.
“hyaaaaaa” pekik Kris lalu melempar sendok makan miliknya ke arah Yoomi. Namun dengan mudah Yoomi menangkap sendok tersebut bak catcher handal.
“sekarang kau bisa lihatkan? Siapa yang bodoh sebenarnya?” ujar Yoomi sinis.
“tetap saja kau yang bodoh.” Jawab Kris enteng yang membuat emosi Yoomi kembali tersulut.
“STOOOOOPP!!!” pekik Tao dan Eunji mencegah perang babak kedua terjadi lagi. Tao segera mengamankan Kris ke dalam kamar dan begitupun dengan Eunji yang membawa Yoomi ke kamar.
***
2 hari setelah kejadian itu. Yoomi dan Kris sama sekali tak pernah menyapa barang sedikitpun. Jika mata mereka bertemu, yang ada hanya death glare death glare dan death glare. Sekarang sudah larut malam, tapi Yoomi masih terjaga dari tidurnya. Entah apa yang dipikirkan oleh gadis ini hingga ia tak kunjung memasuki dunia mimpi. Kemudian ia beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju balkon kamar nya. Ia mulai menyenandungkan lagu kesukaannya.
I lost my mind neoreul cheoeummannasseulttae
Neo hanappaego modeungeoseun get in slow motion
Naege malhaejwo ige sarangiramyeon
Maeilgeudaewa sumanheun gamjeongdeureul nanwojugo baewogamyeo
Ssaugo ulgo anajugo
Naege malhaejwo ige sarangiramyeon

Sesangnamjadeul modu nalbureowohae
Neoreul gajin naega jiltuna jukgennabwa
My babe, baby babe, baby baby
Neol araboneungeol ige sarangingeol
Aicheoreom neol jaju utgemandeulgo
Chingucheoreom neol gajang pyeonhage mandeulkkeoya
My babe, baby babe, baby baby
Malhaejwo naege what is love

Kris POV

Deg deg deg deg deg

                Yeoja bodoh itu, kenapa suaranya bisa sangat indah.. oh tuhan, jantungku sampai berdetak tak karuan mendengarnya. Apa aku jatuh cinta padanya? Ku akui semenjak ia mulai datang ke rumahku dan memperkenalkan diri sebagai sahabat Eunji aku sudah tertarik padanya. Bahkan yang lebih jujurnya lagi jauh sebelum waktu itu aku sudah tertarik padanya. Tapi, mana mungkin si tampan Kris bisa menyukai yeoja seperti dia? Aish Kris, yang benar saja. Itu tidak mungkin.

                Dan kalau seandainya Tao bisa membaca pikiranku, bagaimana? Tao si bocah indigo itu cukup sering membaca pikiranku. Memang aneh untuk anak normal, tapi itulah Tao. Dia diberi sedikit kelebihan oleh Tuhan.
                ***
                “hari ini kita kemana?” tanya Tao memecah keheningan saat kami menyantap sarapan pagi.
                “aku ingin membeli oleh-oleh untuk teman kami.” Jawab Yoomi.
                “ya, aku setuju denganmu Yoomi-ya.” Ujar Eunji.
                “ya sudah. Berarti jadwal kita hari ini ke pasar.” Jawab Tao.
                “eum, oppa. Sepertinya kami harus pulang lebih cepat. Ujian semester sudah menanti.” Ucap Eunji.
                “ne, mungkin besok kami harus pulang ke Seoul.” Jawab Yoomi.
                Uhuk Uhuk!
                Besok mereka pulang? Andwaeeeee. Itu terlalu cepat, aku masih mau bersenang-senang. Uhuk uhuk!
                “yakk! Oppa, kalau minum itu hati-hati. Kemana pikiranmu hingga kau tersedak seperti itu.” Omel Eunji.
                “kwaenchana, uhuk. Eunji-ah.” Jawabku setengah-setengah. Leherku sakit.
                “hahahahaha.” Gelak Tao memecah rasa khawatir Eunji dan.. Yoomi. Aku bersyukur karena yeoja ini ikut khawatir.
                “kenapa kau malah tertawa, oppa?” tanya Yoomi. Aish, pasti bocah itu sudah membaca pikiranku.
                “anni, kalian hanya lucu.” Jawab Tao watados lalu mengelap mulutnya dan bersiap untuk beranjak.
                “JIKA KAU SUKA.. KATAKAN SUKA.. JIKA KAU CINTA.. KATAKAN CINTA.. JANGAN KAU PENDAM.. ATAU KAU AKAN MERANAAAA~ JANGAN PENDAM.. ATAU KUREBUUUT, YEOJA IMPIANMUUU~ OHH YEAHH~” nyanyian Tao bersenandung tak jelas dengan ria. Sial, aku tahu dia menyindirku. Kurang ajar kau Huang Zi Tao!
                “ATAU KU REBUUUUT ~ JANGAN RUTUKI AKUUU ATAU YEOJAMU BENAR BENAR KU REBUUUT~ OOHH YEEAHH~” nyanyi Tao lagi, sial!
                Dan akhirnya Eunji ikut tertawa mendengar senandung aneh dari Tao. Bisa ku tebak, anak itu pasti sudah mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Tao. Bisa ku tebak wajahku sudah memerah dan kecut tentunya. Sekarang tinggal aku dan Yoomi yang ada di meja makan. Suasana tidak dingin lagi, tapi canggung. Aku maluuu.
                “turun derajat. Hahahaha” ejek Eunji. Bocah itu sama saja dengan Tao. Benar-benar..
                “Yoomi-ahh~ saranghaeeee” pekik Tao. Oke, ku pastikan bocah itu akan benar-benar tak selamat malam nanti.
                “na do saranghae oppaaaa.” Pekik Eunji. Oh tuhan.. aku benar-benar tak sanggup lagi mendengarnya.
               “HAHAHAHAHA” terdengar tawa mereka menggema diseluruh ruangan villa. Benar-benar.. Tao.. Eunji.. arrrrrgghhh.
              “oppa, aku berangkat dulu ke pasar bersama Tao oppa. Yoomi-ya, kau berangkat bersama Kris oppa saja ne?” Bingo! Bocah ini pasti sudah berkomplot dengan Tao.
                “ahh.. ne, baiklah..” jawab Yoomi. Eh? Tak biasanya dia mau di couple kan denganku. Tapi biarlah, ini kesempatan langka.
                “ppai.. ppai Yoomi-ya.. Kris oppa..” pamit Eunji.
                Hingga akhirnya deruman mobil sport milik Tao keluar dari pekarangan depan villa. Aku masih merasa canggung dengannya. Tuhan.. tolong aku..
                I lost my mind neoreul chommanaseultte..
One message from Tao :
Aku tahu kalau kau menyukainya,
Kami memberikan kesempatan untukmu.
Jadi perjuangkan.
Hwaiting Angry Kris^^ hahaha~ XD

                Aku tersenyum tipis membaca pesan dari Tao. Baiklah, hari ini Kris Wu akan menampilkan sisi laki-lakinya pada yeoja yang ia sukai. Hwaiting Kris^^
                “kau langsung mau ke pasar, Yoomi-ya?” tanyaku mencoba akrab.
                “hmm, aku ingin ke Teddy Bear museum dulu. Bisakah?” tanyanya balik. Ini umpan yang bagus, aku bisa langsung mengencaninya. Hahahaha.
                “baiklah. Kau sudah siap?”
                “aku sudah siap dari tadi.”
                “baiklah, kajja berangkat.” Ajakku.
                ***
                “wahh~ oppa, kesini.” Panggil Yoomi.
                “wae?” tanyaku.
                “teddy bear ini lucu..” puji Yoomi sembari menunjuk sebuah boneka teddy bear dengan hanboknya.
                “kau mau?” tanyaku, ia tampak mengerenyitkan tanda bingung.
                “ikut aku.” Ajakku lalu menyeretnya keluar museum.
                “kita kemana?” tanyanya.
                “ke stand yang menjual boneka teddy bear.” Jawabku.
                “waahhh~ keren..” pujinya lagi setelah kami tiba. Ia tampak mengitari pandangannya ke seluruh penjuru pusat perdagangan teddy bear di pulau Jeju. Aku menyeretnya ke tempat langgananku membeli teddy bear.
                “pilihlah sesukamu.” Ujarku pendek, ia menatapku heran. “maksudmu?”
                “kau mau yang mana, pilih saja. Kali ini aku yang traktir.” Jelasku, ia tampak mengangguk senang.
                “gomawo oppa.” Ujarnya lalu tersenyum senang, senyumannya manis sekali.. diam-diam ku perhatikan terus gerak-geriknya dalam memilih boneka teddy bear yang ia inginkan.
                “ahjumma, aku mau yang ini. Bedakan tempatnya ne?” Ujarnya menunjuk boneka teddy bear berpasangan, teddy bear yeoja memakai hanbok berwarna soft pink dan teddy bear namja memakai hanbok berwarna biru muda.
                “harganya 30.000 won. Aggashi.” Ujar penjual boneka dan memberikan 2 kantong plastik isi boneka. Segera ku raih 3 lembar uang 10.000 won dari dompetku dan menyerahkannya pada penjual boneka tersebut. “khamsahamnida.” Ujarnya setelah menerima uang ku.
                Yoomi POV
                Jujur saja, aku merasa risih melihat banyak gadis yang juga sedang berwisata kesini menatap Kris oppa kagum. Wajar saja karena Kris oppa memang tampan. Tapi aku tak perlu ambil pusing. Terserah mereka.
                “oppa, ambil saja teddy bear namja ini. Aku punya teddy bear yeoja dan kau punya teddy bear namja.” Ujarku lalu menyerahkan 1 kantong plastik berisi teddy bear namja yang ku beli tadi.
                “eh? Kenapa?” tanyanya heran.
                “anni, aku hanya ingin memberikannya.” Jawabku.
                “eum, baiklah.” Jawabnya lalu menerima kantong plastik yang ku berikan.
                “sekarang kita kemana?”
                “ke pasar saja. Otte?”
                “eum, baiklah. Kajja.”
                ***
                Author POV
                Tampak seorang yeoja dengan hotpantsnya serta kaos tipis berwana pink dan tak lupa topi anti panasnya tengah tertawa riang bersama namja yang jauh dari kata jelek. Mereka tengah mengitari pasar souvenir terbesar di pulau Jeju, 95% orang yang melihat mereka berkomentar jika mereka pasangan yang serasi. Padahal kenyataannya mereka adalah kerabat dekat dari seorang Wu Eunji. Sahabat dekat Wu Eunji, Yoomi. Dan kakak Wu Eunji, Kris Wu.
                “aigooo~ aku sangat banyak membeli barang.” Gumam Yoomi setelah melihat sekitar 15 kantong plastik penuh yang di letakkannya di bagasi mobil sport Kris.
                “hahahaha. Ayo kita pergi, sudah jam setengah 4 sore.”
                “kita mau kemana lagi?” tanya Yoomi.
                “eum, ke pantai saja yuk?” ajak Kris.
                “okey~” jawab Yoomi lalu mengacungkan jari jempolnya.
                ***
                “huaaaaaaa~ pantainya sangat kereeen.”pekik Yoomi setelah turun dari mobil Kris, Kris hanya mengekorinya yang tengah berlari semangat dari belakang.
                “Yoomi, lihat kesini.” Titah Kris lalu mengarahkan kamera miliknya ke arah Yoomi.
                JEPRET~
                “Yoomi, fotonya keren.”
                “lihat~” ujar Yoomi lalu menghampiri Kris.
                “ige.”
                “huuaaaa~ kau benar oppa.” Pekik Yoomi kegirangan.
                “hehehe. Tunggu dulu, oppa ingin mengambil tripod di mobil. Kau tunggu disini, arratchi?”
                “ne oppa”
                ***
                “kita mengambil foto terakhir untuk momen sunset. Oppa ingin mengatur posisi foto yang tepat. Kau tunggu saja dulu disana. Oke?” ujar Kris sembari mengatur posisi kameranya.
                “ne oppa~ palliwa.” Ujar Yoomi.
                “ne.”
Setelah Kris merasa kameranya sudah mendapatkan angle yang tepat. Kris mengatur timer kameranya menjadi 20 detik. Kemudian ia menghampiri Yoomi yang tengah duduk di atas batang kayu mati yang tergeletak begitu saja. Yoomi menatap Kris canggung. Entah apa yang mendorong Kris hingga ia berani mendekatkan wajahnya ke arah Yoomi. Yoomi tak memberikan perlawanan sedikitpun hanya diam terpaku.
5 detik..
4 detik..
3 detik..
2 detik..
CHU~
1 detik..
Tiiiiit..
JEPRET!
Posisi berfoto yang tepat. Posisi seperti apa? Berfoto dalam posisi Kris—mencium bibir Yoomi. Wajah Yoomi memerah dan matanya membelalak bulat. Kemudian ia mulai hanyut dalam atmosfer cinta milik mereka berdua. Mengungkapkan rasa cinta mereka masing-masing dengan cara bertahan dengan posisi ‘itu’ tanpa berubah sedikitpun. Hingga akhirnya Kris mulai memundurkan wajahnya dan kembali dalam posisi semula. Keduanya diam dan melihat sunset yang segera berakhir. Tak ada yang berani membuka percakapan untuk sekedar bertanya ingin kemana lagi.
‘aigooo~ eomma, first kiss ku di rebut Kris oppa..’ pikir Yoomi.
‘first kiss ku.. oh tuhaan..’ pikir Kris.
***
Yoomi POV
“Tao oppa..” ujarku pada Tao oppa.
“wae?” tanyanya.
Aih, apa aku harus bertanya jika Kris oppa pernah berpacaran sebelumnya? Apa Kris oppa sudah mencium yeoja lain sebelumnya? “hehehe. Anni.” Jawabku lalu menggaruk tengkukku yang sama sekali tidak gatal.
“Kris tidak pernah berpacaran sebelumnya. Dia merasa sedikit jijik pada yeoja. Semuanya berubah saat ia merasa kagum dengan kecerdasan Eunji. Itu yang membuatnya berubah menjadi sedikit lunak pada yeoja. Seharusnya kau beruntung, kau wanita ketiga terdekat dengannya setelah eomma nya dan Eunji. Kenapa kau bertanya jika ia sudah pernah berciuman sebelumnya? Apa tadi Kris hyung menciummu?”
DEG!
Jadi inikah yang dinamakan skak mat? Tapi aku merasa aneh. Kenapa Tao oppa bisa tahu jika aku ingin menanyakan hal itu?
“apa Eunji belum menceritakannya padamu jika aku ini anak indigo?”
“eh? Anak indigo? Maksudmu oppa?” aku semakin bingung, kenapa Tao oppa bisa tahu semuanya.
“kau belum pernah mendengarnya? Anak indigo itu adalah anak yang diberi sedikit kelebihan oleh Tuhan. Seperti bisa menjadi reinkarnasi seseorang, meramal sesuatu, ber-IQ tinggi, dan bisa membaca pikiran orang. Aku adalah anak indigo yang bisa membaca pikiran orang dari gerak-geriknya.” Jelas Tao oppa. Oke, sekarang aku harus lebih berhati-hati menata pikiranku jika sedang berbicara dengan Tao oppa.
“jadi kelebihanmu bisa membaca pikiran orang? Apa kau punya kelebihan lain?” tanyaku.
“hampir seluruh anak indigo memiliki indera ke-6. Dan aku mendapatkannya.”
“jadi—kau bisa meliha—“
“ne, aku bisa melihat makhluk halus.”
GLEK!
“wae? Kau takut? Hahaha.” Gelak Tao oppa memecah kesunyian di balkon villa yang menampilkan keindahan pantai sewaktu malam di pulau Jeju.
“yakk—oppa!” bentakku.
“ehm, oke. Langsung saja ke pokok pembicaraan. Jadi kau benar-benar dicium oleh Kris?”
Oke, Cha Yoomi. Jaga pikiranmu, jangan sampai dia tahu bahwa Kris oppa memang menci—
“hahaha. Congrats, kau mendapatkan first kiss nya. Kau tahu? Aku sangat senang saat tahu jika dia memang menciummu. Itu menandakan bahwa dia bukan gay. Awalnya aku sedikit khawatir melihatnya yang sering merasa ilfil pada kaum yeoja. Ternyata murni ilfil. Kau hebat Yoomi. Hahaha” ujar Tao oppa enteng lalu kembali masuk ke dalam rumah.
Ku raba permukaan bibirku. Hahaha, ini sangat lucu. Aku rasa zaman sudah mulai berubah. Anjing mana yang berani mencium bibir kucing yang notabene adalah musuhnya. Hahaha. Tapi.. aku harus pulang ke Seoul besok.. huuuffftthh.. aku muak dengan UJIAN SEMESTER!! T-T
***
Tao POV
Hahahaha. Kris hyung. Hebat sekali, baru saja kau menyukainya kau langsung mendapatkannya. aku iri.. Yoomi, gadis itu juga menyukaimu hyung. Walaupun kau jauh lebih dulu menyukainya. Kau menyukainya sejak melihatnya di lomba Olimpiade Biologi waktu itu. Kau beruntung..
Flashback ON
Kami sedang duduk di barisan penonton yang sangat padat. Ini lomba Biologi tingkat nasional. Ku perhatikan manik mata Kris hyung. Hahaha, ternyata ia sibuk memerhatikan dua yeoja sekaligus.
“apa kau sudah mulai merubah pola pikirmu tentang wanita, hyung?” tanyaku.
“aish, jangan ikut campur urusanku.”
“kau memerhatikan yeoja yang menjadi peserta lomba yang bernama Lee Eunji dari Chungdam High School dengan kagum karena kepintarannya. Dan kau menatap.. err.. penuh cinta  seorang yeoja yang duduk dibarisan penonton dan memakai seragam yang sama dengan Lee Eunji. Kau tahu apa artinya? Mereka itu satu sekolah hyung.” Ujarku santai, hahaha.
“bisakah kau diam, tuan muda Huang?” ancamnya.
“hahahaha. Kau jatuh cinta hyung. Berdoa saja jika kau bisa mendapatkannya.” kataku watados, dan imbasnya aku mendapatkan death glare darinya.
“ne, aku diam.” Ucapku lalu memerhatikan yeoja yang ada dibarisan penonton itu. Hm, cantik. Lumayan juga selera mu, hyung.
Flashback OFF
***
Author POV
“hmm.. Tao-ah, jaga anak gadisku.. arraseo?” ujar Ny. Wu pada keponakannya.
“ne omonim, aku akan menjaganya..” jawab Tao.
“pesawat kami akan take off, jadi kami harus berangkat eomma..” ujar Eunji. Yoomi dan Kris? Mereka diam seribu bahasa.
“baiklah.. hati-hati dijalan.” Kata Tn. Wu.
“ne.. kami berangkat dulu.. annyeong.” Pamit mereka –Tao, Eunji dan Yoomi-
“ne..” jawab Tn. Wu, hingga akhirnya Tao, Eunji dan Yoomi mulai berjalan menuju ruang keberangkatan.
“Cha Yoomi..” panggil Kris. Yeoja yang namanya dipanggil memberhentikan langkahnya dan membalikkan badan. Begitupun Tao dan Eunji yang tertarik ingin melihat drama apa yang akan terjadi.
“saranghae..” ujar Kris. Semua orang yang ada disana kecuali Tao membelalakkan mata. Terlebih Ny. Wu yang merasa bahagia, akhirnya putra keluarga Wu bisa merasakan cinta. Hingga seluruh perhatian mereka tertuju pada jawaban yang akan dijawab Yoomi.
“na do saranghae..” jawab Yoomi. Sontak mereka menghembus nafas lega mendengar jawaban Yoomi. Kris menghambur ke arah Yoomi dan memeluknya erat.
“eomma, tahukah kau jika mereka bertingkah layaknya anjing dan kucing sebelum ini? Jika mereka bertemu hanya ada serangan brutal.” Bisik Eunji pada Ny. Wu, Tn. Wu yang mendengarnya menjadi salah tingkah.
“jeongmal? Hahaha. Berarti perjalanan cinta mereka sama dengan perjalanan cinta eomma dan appa.” Bisik sang eomma.
“jeongmalyo? Hahaha.” Jawab Eunji.
END
Akhirnya selesai juga ni ff abal dari author kece XD
Di komen yoo.. like this yoo~
Ppai ppai~ orang cantik mau pergi:p


That XX Part 2 (END)


That XX (Twoshoot) | Part 2 END
Author : Whirlwind~[Trainee]
Akun fb : Annisa Noranda Barezky
Length : part 2 chap 4-5
Main Cast :
1.       Kim Ranbyul
2.       Huang Zi Tao
3.       Oh Sehun
4.       Yoon Jaehui
5.       And other cast.
Genre : Friendship, Romance, sad.
Rating : PG 13
Disclaimer : sejelek-jeleknya ni ff, tetep aja ni ff hasil karya ku. don’t bash. Saya terima komentar pedas tapi bukan bash. And don’t be silent readers oke?

                -Chap sebelumnya-
‘na do saranghae? Jadi mereka benar-benar pacaran? Atau aku yang salah deng-‘ gumaman Tao terhenti tatkala melihat namja lain mencium bibir gadis yang begitu ia cintai. Mata pandanya tak sanggup berkedip barang sedikitpun karena tak ingin menyianyiakan pemandangan yang menyakitkan ini.

Hingga akhirnya namja itu melepas ciumannya yang diyakini oleh Tao adalah ciuman perpisahan untuk kekasih. Tentu saja, Teman laki-laki mana yang berani mencium bibir temannya? Jika adapun, itu akan sangat jarang terjadi. Terlebih Tao merasakan atmosfer cinta yang menyeruak keluar dari perlakuan dua orang yang ia perhatikan.

Tuhan.. Salahkah aku jika aku menyukai sahabatku sendiri? Mencintai sahabatku sendiri? Apa salahku? Apa aku telah membuat sebuah kesalahan besar hingga kau menghukumku dengan cara seperti ini? Entahlah, terlalu banyak tanya yang meledak-ledak dibenakku.Tapi sudahlah.. Aku menyerah dan aku mengaku kalah.. Aku, seorang sahabat yang sudah 4 tahun dekat dengan Ranbyul. Kalah dengan seorang namja yang bahkan belum genap seminggu berkenalan dengan Ranbyul. Sedahsyat apa skenario pertemuan mereka hingga mereka bisa saling jatuh cinta? Apa aku bisa meminta time machine dan meminta skenario itu untukku dan Ranbyul? Aku menyesal.. Aku pengecut.. Tuhan, aku akan menerima kutukan ini.. Tapi, aku ingin jangan ada air mata yang tumpah dari mata indahnya.. Yakinkan aku jika kau sudah mengirim orang terbaik untuknya.. biarlah aku yang tersakiti, aku yang tersiksa. Aku hanya akan mencintainya dalam diam.. dalam diam..


Story Begin~
Chapter 4 : Heartquake
Ranbyul POV
               
 Apa yang harus kukatakan untuk mengajak Sehun? Mengajaknya duet untuk ujian praktik tugas Lee Sonsaengnim, guru dengan gelar ‘Mulut Pedas’ karena komentarnya tentang bakat kami yang terkadang benar-benar menghujam hati. Aih, waktu itu aku bisa berani menanyakan hal itu pada Lee sonsaengnim. Kenapa sekarang aku justru takut? Ranbyul bukan seorang penakut!
                “Chaggii..” panggilku.
                “ne?”
                “eum, kau sudah dengar tentang tugas praktik Lee sonsaengnim?”
                “ne, aku dengar. Ahh, Lee sonsaengnim juga bilang kita bisa duet dengan siswa kelas lain.” Ujar Sehun berbinar. Bingo! Kekasihku pintar. Kemudian aku berkacak pinggang dan memasang wajah angkuh sebisa mungkin “jadi?”
                “tentu saja kita berduet, chaggi..” ucap Sehun manja lalu menampilkan bbuing-bbuing miliknya. Aish, sangat imut.
                “arraseo.. eum, kapan kita mulai latihan?” tanyaku.
                “bagaimana kalau besok?”
                “baiklah.” Ujarku lalu memasang senyuman terbaikku.
                ***
               
 Bagus! Lengkap sudah penderitaanku hari ini. Sebenarnya itu bukan penderitaan. Tapi aku hanya merasa sedikit sesak dan canggung melihatnya.. Tao, namja itu tidak duduk bersamaku lagi. Ia pindah ke bangku yang ada di sebelah Jaehui yang notabene adalah barisan terdepan dari deretan kami. Awalnya aku dan Tao duduk tepat di belakang Jaehui yang duduk sendirian. Nah, selama pelajaran konsentariku buyar karena melihat pemandangan tak enak tersebut di hadapanku. Dan Jaehui pun semakin gencar mendekati Tao. See? Melihat yeoja centil menggoda Tao. Aku tak suka!
2 weeks later..
              
  Sekarang aku berada di aula musik beserta tim penilai dan seluruh siswa di angkatan kelas XI yang sedang mengikuti ujian praktek. Sehun tampak modis dengan kaos putih lengan panjang dan cardigan hitam tanpa lengan menutup tubuh bagian atasnya, dan celana abu-abu dengan potongan bagian paha sedikit besar hingga mengecil ke bagian betis, sepatu kets berwarna hitam serta model rambut ala flower boy, tak bisa ku pungkiri jika kekasihku ini tampan, bahkan sangat tampan. Hingga membuatku tak menyesali untuk membolos ke rooftop sekolah tempo hari. Aku sendiri memakai rok pendek yang mengembang berwarna senada dengan celana Sehun dan baju yang sama persis dengan baju Sehun. Pakaian ini sebenarnya adalah salah satu koleksi baju couple kami.
                “chaggi, giliran kita..” ujar Sehun membuyarkan lamunanku.
                “ne? Sekarang?”
                “ye. Palliwa..” ajaknya.
                “ne.. ne..”
              
  Akhirnya kami berdiri di atas panggung dan disambut tepuk tangan riuh dari para penonton. Maklum saja, selama masa try out kami selalu diunggulkan karena kelenturan tubuhku dan kehebatan menari Sehun. Hingga intro lagu Only One – BoA terdengar di seluruh penjuru aula. Aku tak merasa gugup karena aku sudah terbiasa tampil di panggung.

Tao POV

                “Only one? Mereka memilih lagu Only One? Hahaha, tak bisa dipercaya. Tarian itu terlalu erotis untuk mereka tampilkan, dan lagi usia mereka masih terlalu belia. Hahahaha.” Ujarku sinis.
                “mereka benar-benar menuai banyak sensasi, tapi ku akui chemistry mereka sangat hebat.” Gumam Jaehui yang bisa ku dengar jelas. Aku menjadi sedikit resah. Tentu saja, aku mencoba tertawa untuk menutupi rasa cemburu yang membara dihatiku. Aku ingin lari, lari dari kenyataan. Tapi aku tak tahu harus lari kemana. Aku benar-benar tak tahu. Dan juga, kami tampil setelah mereka selesai melakukan aksi erotis mereka yang membakar hatiku. Hatiku sangat sakit.
                “Tao-ya, sebentar lagi mereka selesai. Kau siap?” tanya Jaehui yang kubalas anggukan mantap.
                Akhirnya tarian mereka yang sebenarnya membuat bulu kudukku meremang karena ku akui mereka memang hebat. Aku akui itu, hingga Lee Sonsaengnim si Mulut Pedas itupun memberikan tepuk tangan untuk mereka. Seluruh siswa SOPA juga tahu jika tepuk tangan si Mulut Pedas itu sama mahalnya dengan sebongkah berlian safir.
                Sekarang aku sudah berdiri di panggung dan membungkuk sebagai tanda hormat. Hingga lagu kami terputar. Kami memilih lagu Let Out The Beast dari EXO. Aku mulai memainkan gerakan yang sudah aku pelajari selama 2 minggu belakangan bersama Jaehui. Entah kenapa penampilan Ranbyul-Sehun kembali mengganggu pikiranku. Aku kembali mencoba fokus dengan gerakanku. Tapi gagal. Aih, pikiran itu benar-benar menggangguku.

Author POV

                Tao tetap memainkan tariannya, namun ia tetap tampak larut dalam pikirannya. Hingga ia melakukan sebuah kesalahan fatal yang membuat pergelangan kakinya tertekuk kebelakang hingga  diserang sakit luar biasa. Tao tak sanggup menahan nyeri di pergelangan kakinya.
                BRUK!!
                “ARRRRGGGHHHHH” pekik Tao yang terduduk di panggung sembari memegang pergelangan kaki kirinya, Jaehui yang menyadarinya langsung menyerbu Tao yang sedang meringis kesakitan dengan panik.
                “Tao-ssi!” hanya suara Jaehui yang dapat didengar oleh Tao hingga ia tak sadarkan diri.
                ***

                Tao, sangat malang nasibnya. Karena rasa cemburu begitu menguasai dirinya membuat dirinya mengalami cidera parah di pergelangan kaki. Terlebih karena cidera itu ia tak bisa bermain wushu dalam beberapa waktu hingga ia benar-benar pulih. Wushu, separuh nafasnya nyaris saja sirna. Sekarang ia tengah memandang taman rumah sakit melalui jendela bangsalnya.

 Ia merasa semua ini adalah salah Ranbyul. Ranbyul yang membuatnya cidera. Ranbyul yang membuatnya tak bisa bermain wushu walaupun hanya sementara. Ranbyul yang membuatnya patah hati. Ranbyul yang membuatnya kehilangan mimpinya untuk dicintai. Sungguh ironi yang benar-benar menyesakkan. Hingga akhirnya wanita yang mengusik pikirannya benar-benar tiba dan membawa sebuah boneka panda serta sebuket bunga.
                “Tao-ssi..” lirih Ranbyul.

                Tao tak bergeming seolah hanya dirinya sendiri yang ada di bangsal itu, tetap memfokuskan pandangannya pada bunga sakura yang bermekaran di taman rumah sakit. Berbeda dengan Ranbyul yang menatap iba Tao, melihat pergelangan kaki kiri Tao yang terlilit gips.
                “Tao-ssi..” panggil Ranbyul, lagi.
                “ka.. pergilah. Aku tak membutuhkanmu” ujar Tao dingin.
                “tapi aku ingin menje-“
                “apa? Menjenguk katamu? Sudah ku bilang pergi! Pergi dari sini, nona KIM!” bentak Tao
                “Tao..”
                “PERGI DARI SINI!! Apa kau tak mendengarnya hah?! Apa aku kurang jelas mengatakannya? Aku bilang pergi nona Kim!!.” Bentak Tao tanpa iba, sedangkan gadis yang memiliki nama Ranbyul itu hanya dapat terisak.
                “arra.. aku akan pergi.” Ujar Ranbyul berusaha tampak tegar lalu meletakkan boneka panda dan sebuket bunga di tempat tidur Tao. Dan mulai melangkah pergi.
                “tunggu.” Ujar Tao, akhirnya yeoja itu kembali menatap Tao.
                “ambil sampah ini. Aku tak membutuhkannya. Dan satu lagi, jangan muncul di hadapanku lagi nona Kim. Aku membencimu, aku sangat membencimu.” Ujar Tao dingin lalu melemparkan sebuket bunga dan boneka panda tersebut ke arah wajah Ranbyul.
                “baiklah, aku tak akan muncul lagi dihadapanmu. Aku berjanji. Aku permisi dulu tuan Huang.” Lirih Ranbyul lalu membungkuk formal.
                “bagus, sekarang pergilah.”
                “baik, aku pergi.” Ujar Ranbyul lalu meninggalkan Tao yang tengah tersenyum sinis melihat kakinya.

Jaehui bersedih ketika melihat Tao merasa sakit hati pada Ranbyul
Ranbyul bersedih ketika melihat Tao sakit
Jaehui menangis ketika melihat Tao cedera
Ranbyul menangis ketika melihat Tao tak bisa bermain wushu untuk sementara
                ***

Author POV

                Tampak sepasang anak manusia tengah terduduk memandangi aliran sungai Han yang tenang di musin semi yang indah. Angin sejuk membelai surai indah milik keduanya. Gemerisik dedaunan menghiasi pendengaran yang tertangkap oleh mereka. Tampak raut risau dan putus asa dimanik mata sang yeoja. Sedangkan sang namja hanya terdiam menunggu sang yeoja angkat bicara sesuai dengan yang ia janjikan melalui pesan singkatnya. Tepatnya Sehun menunggu Ranbyul berbicara.
                “Sehunnie, apa aku tampak semenjijikkan itu hingga ia tak mau melihatku lagi? Apa salahku?” ujar Ranbyul pelan lalu menyadarkan kepalanya di bahu Sehun.
Sehun menghela napas berat. Namja mana yang suka melihat kekasih yang begitu ia cintai mendapatkan musibah yang seharusnya tak ia dapatkan? Sehun memutar bola matanya berbagai macam arah tanda ia berpikir tentang apa yang harus ia lakukan untuk menenangkan yeojanya itu.
                “kau tidak bersalah.. mungkin.. mungkin sesuatu tentangmu sedikit mengusik pikirannya ketika melakukan gerakan kemarin. Jangan salahkan dirimu sendiri tanpa alasan yang kau ketahui..” jawab Sehun tulus lalu membelai surai hitam Ranbyul yang tengah duduk di sebelahnya.
                “apa aku harus pergi jauh demi menuruti keinganannya?” tanya Ranbyul
                Sehun mentautkan alisnya pertanda ia tak mengerti “apa maksudmu?”
                “apa aku harus pergi jauh agar ia tak melihatku lagi? Seperti ke Eropa atau Amerika?” ucap Ranbyul dengan penuh nada putus asa. Tampak beban yang begitu berat yang ia punggungi melalui raut wajahnya.
                “jangan terlalu jauh.. kau ingin menyiksaku?” canda Sehun mencoba mencairkan suasana.
                “anni, hehehe. Bagaimana jika kita pergi bersama? Bukankah kau juga dianggap makhluk asing di SOPA?” ujar Ranbyul lalu menatap Sehun penuh harap.
                “ide yang bagus.” Jawab Sehun enteng.
                “aku serius chaggi. Ini bukan waktunya bercanda.” Cibir Ranbyul.
                “kau pikir aku main-main menjawab pertanyaanmu, honey?” ujar Sehun lembut.
                “ne, aku pikir kau bercanda.” Jawab Ranbyul lalu kembali memandangi aliran sungai Han.
                “hmm.. sebenarnya aku sudah lama berpikir untuk pindah keluar negeri. Tapi aku tak ingin ke Amerika ataupun Eropa. Aku ingin ke Australia.” Ujar Sehun.
                “jeongmal? Bagaimana kalau kita ke Australia saja? Aku lancar berbahasa inggris. Bagaimana denganmu?” jawab Ranbyul berbinar, karena ia mulai menemukan jalan untuk menjauhi Tao.
                “kita?” tanya Sehun lalu dibalas anggukan oleh Ranbyul.
                “aku juga tidak buruk dalam berbahasa inggris. Kau benar-benar yakin ingin pindah?” tanya Sehun lagi, dengan hati-hati karena ia tak ingin melukai Ranbyul, kekasihnya.
               “ne, aku ingin pindah. Aku ingin pergi jauuuh. Aku ingin melupakan tuts piano, aku ingin melupakan pakaian baletku. Aku ingin menjadi seorang pakar hukum.” Ujar Ranbyul semangat namun penuh dengan kerapuhan dan putus asa.
                “ayo, aku juga ingin melupakan step dancingku. Mari kita bicarakan lebih jauh.” Kata Sehun.
                “tentang apa?” tanya Ranbyul.
                Pletak!
                Satu jitakan mendarat mulus di kening Ranbyul.
                “yakk, memang susah berbicara dengan yeoja ber-IQ jongkok sepertimu. Tentu saja tentang urusan pindah kita. Pabboya yeoja.” Ujar Sehun, semangat.
                “jeongmal?” ujar Ranbyul berbinar.
                “ne. Besok aku ajak orangtuaku ke rumah mu untuk membahas hal ini.” Jawab Sehun.
                “jeongmalyo?” tanya Ranbyul.
                “NE CHAGGIIIYAAAAAA~” pekik Sehun.
                “hhuaaaaaaaaa~ SARANGHAEYO CHAGIIIII” pekik Ranbyul.
                 “NA DO SARANGHAEEEEEE” jawab Sehun.

Menari adalah separuh nafasku..
Jika aku berhenti menari maka aku akan kehilangan separuh nafasku..
Tapi aku tak menyesal..
Separuh nafas yang hilang itu digantikan dengan kau yang selalu ada disisiku..
Menari tak ada arti jika dibandingkan denganmu..
Ranbyul, ketahuilah.. aku sangat mencintaimu..
***

1 month later..
Incheon International Airport

                “Sehun-ah, aku titipkan adik idiotku padamu. Kau harus banyak bersabar menghadapinya.” Ujar Suho sembari menepuk pelan pundak calon adik iparnya, Sehun.
                “ne hyung, aku akan menjaganya.” Jawab Sehun lalu tersenyum tipis.
                “hikss.. hikss.. eommaaaaa.. appaaa.. oppaaaa..” rengek Ranbyul.
                “hiks.. sudahlah nak.. hiks.. jangan menangis.. jika liburan musim salju kau harus pulang ke Korea ne?” ucap Ny. Kim sesegukan.
                “ne eomma.. tapi aku tak janji.” jawab Ranbyul.
                “byul-ah, belajar yang rajin disana. Appa dan eomma akan mendoakanmu dari sini.” Nasehat Tn. Kim.
                “hmm, ne appa. Suho oppa..” ujar Ranbyul.
                “ne?”
                “aku titipkan ini untuk Tao. Berikan padanya setelah ia pulih.” Ujar Ranbyul lalu memberikan sepucuk surat berwarna biru langit pada Suho.
                “arraseo..”
                “eum, sebenar lagi pesawat kita akan take off. Kajja Byullie.” Ajak Sehun.
                “hm, baiklah.. eomma, appa, dan oppa.. serta abonim dan eomonim. Kami pamit ne..” ujar Ranbyul.
                “ne.. hati-hati di jalan..” jawab mereka serentak kecuali Sehun yang hanya tersenyum tipis.
                “ne..” jawab Ranbyul lalu segera menuju ruang keberangkatan bersama Sehun.
                “kwenchanayo, chaggi?” tanya Sehun yang dijawab sebuah anggukan oleh Ranbyul.

Tuhan..
Hanya satu pintaku padamu..
Jagalah ia saat aku jauh dari sisinya..
Berikan orang yang tulus dariMu..
Jangan biarkan dia sendiri dan terpuruk..
Aku ingin memastikan dirinya bahagia..
Setelah aku pergi dan tak akan kembali..
Karena aku tak bisa memelukmu sebebas yang dulu lagi..
Aku sudah terikat kuat dengan malaikat baruku, Oh Sehun.
Disini, di hatiku..
Masih ada satu ruang cinta untuknya..
Takkan lekang oleh waktu..
Selamanya..
                Kepergian Ranbyul menyatakan, bahwa mulai saat ini Ranbyul dan Sehun bertunangan. Ranbyul akan mencari kebahagiaannya sendiri tanpa cinta pertamanya.


Chapter 5 : Into The New World
13 years later
Incheon International Airport

“dad, so it’s your nation. South Korea?” ujar seorang anak laki-laki berusia 5 tahun yang berada dalam gendongan sang ayah.
“yeah baby, and you would be like this.” Jawab sang ayah lalu berhigh five ria dengan anak laki-lakinya.
“dan satu lagi, kau harus berbahasa Korea mulai dari sekarang. Dan namamu dalam Korea adalah Oh Jitae.” Ucap seorang ibu muda yang berdampingan dengan 2 orang kaum adam yang berbeda generasi tersebut.
“ne eomma.”
“appa adeul neomu meotjidda.” Ujar ayah muda tersebut.
***

Tao POV

Ku pandangi pantulan bayanganku dari cermin raksasa yangada di kamarku. Hingga aku teringat tentang sesuatu yang tersimpan rapi dalam laci yang ada di nakas cermin selama 13 tahun. Secarik kertas usang yang sudah nyaris lapuk. Kertas ini lebih tampak sebagai benda purba. Tapi, seburuk apapun wujud kertas ini. Kertas inilah yang menyadarkanku akan kesalahan terbesar yang pernah ku buat hingga aku kehilangan gadisku dulu. 13 tahun tersimpan. Aku tak pernah bosan membacanya.

Annyeong Panda^^
Semoga kau sudah baik-baik saja saat membaca surat ini.
Karena saat kau membaca surat ini, aku tak akan lagi muncul dihadapanmu.
Aku sudah menuruti permintaanmu waktu itu.
Apa kau puas? Semoga saja.
Tak banyak yang ingin aku katakan, aku hanya ingin mengatakan jika sebuah gerobak soju cungkring mencintai seekor panda imut. Atau yang lebih jelasnya seorang Kim Ranbyul mencintai Huang Zi Tao. Aku benar-benar berharap jika kau juga menyukaiku. Tapi aku sadar jika itu hanya ada di angan-angan.
Dan mengenai ramalan Tarot waktu itu, aku benar-benar sedih mengingatnya. Ramalan itu memang benar untukku. Tapi apa ramalan itu juga berlaku untukmu? Awalnya aku berpikir jika apa yang dikatakan peramal itu benar, ternyata tidak..
Aku minta maaf atas jurang kesalahpahaman besar yang membuat jarak kita begitu jauh. Aku benar-benar minta maaf. Kau berhak membenciku.
Aku pindah ke Sidney bersama Sehun, tunanganku. Maaf jika aku baru mengatakannya. Aku takut bertemu denganmu.
Aku bertunangan dengan seseorang yang begitu mencintaiku, aku berharap aku pantas mendapatkan cinta tulusnya itu. Tao, hiduplah dengan baik tanpaku. Makan dengan baik, tidur dengan baik. Jangan tangisi sahabat egois sepertiku.
Aku akan mencari kebahagiaanku sendiri tanpamu. Maafkan aku..
Tapi percayalah, ada ruang khusus untukmu dihatiku.
Dan aku meminta maaf atas kelancanganku mencintaimu.
Saranghae panda..
Hwaiting!^^

Kim Ranbyul

Persetan! Air mataku justru tumpah. Rasa sesak saat pertama kali aku membacanya tiba-tiba datang lagi.
“Tao-ah, kau sudah siap?” tanya Appa.
“ne appa. Aku siap.” Jawabku lalu keluar kamar dan melangkah ke taman rumahku.

Ranbyul POV

                Ku langkahkan kakiku memasuki rumah mewah yang tengah dihiasi dengan berbagai macam bentuk pernak-pernik pernikahan. Senyum yang entah bagaimana bentuknya terpatri diwajahku. Antara senyum bahagia dan senyum kecut. Tentu saja. Ini pesta pernikahan laki-laki yang sebenarnya masih aku sayangi. Huang Zi Tao dengan Yoon Jaehui, teman masa SMA ku. aku datang jauh-jauh dari Sidney, Australia demi menghadiri pesta pernikahan mereka.

Awalnya aku enggan datang. Tapi demi permintaan suamiku dan menghargai undangan akhirnya aku datang. Oh iya, aku benar-benar berjodoh dengan malaikatku, Sehun. Dan kami memiliki seorang putra bernama Oh Jitae dalam nama Korea. Tentang asal usul nama malaikat kecilku, Jitae. Tentu tidak jauh berbeda kan dengan Zi Tao? Zi Tao dan Ji Tae. Itu bisa disebut sebagai nama dari sepasang bayi laki-laki kembar. Aku memberinya nama Jitae karena dari segi fisik terutama matanya sangat mirip dengan ‘sahabat’ku itu.

“terimakasih sudah datang, gerobak.” Ujar seseorang yang telah sukses membuyarkan lamunanku namun terasa sangat familiar bagiku, Tao. Sungguh membahagiakan, tentu saja karena setelah hampir 14 tahun ia tak memanggilku dengan sebutan itu. Aku benar-benar terharu. Entahlah, aku tak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.
“ne, panda..” jawabku lalu menyeka titik airmata yang keluar dari sudut mataku.
“13 tahun tak bertemu.. kau tak tampak seperti gerobak lagi. Hahaha.” Ujar Tao yang membuatku mempoutkan bibir kesal.
“oh iya, ini putramu?” tanya Tao yang ku jawab sebuah anggukan.
“waah, neomu meotjidda. Tapi, kenapa ia bisa mewariskan mata pandaku? Tapi bibir dan hidungnya sangat mirip dengan ayahnya.” Komentar Tao.
“Jitae, dia sahabat eomma ketika sekolah. Panggil dia Tao samchon. Dan perkenalkan dirimu.” Interupsiku.
“ne eomma. Ehm, annyeong haseo. Oh Jitae imnida.”
 “ne, annyeong.” Jawab Tao lalu mengusap pelan rambut malaikat kecilku.

Terimakasih tuhan.. kau menghilangkan rasa benci Tao padaku. Dan memberikanku seorang malaikat dan malaikat kecil yang tampan untukku. Aku benar-benar mensyukuri kebahagiaanku walaupun aku tak mendapatkannya bersama malaikat pertamaku. Tao.. bahagiakan Jaehui seperti Sehun membahagiakanku.- Kim Ranbyul.

Sebenarnya aku merasa sakit ketika melihat Ranbyul sudah memberikan keturunan untuk laki-laki lain. Tapi aku tahu itu semua karena rasa egois sudah terlanjur menyerangku 13 tahun yang lalu hingga membuatku kehilangan cinta pertamaku. Jaehui, aku akan coba mencintaimu. Walaupun dihatiku masih bersemayam rasa cinta untuk Ranbyul. Aku akan berusaha mencari kebahagiaanku sendiri tanpanya. Andai Ranbyul tahu jika aku sangat senang melihat malaikat kecilnya memiliki bentuk mata yang sama denganku. Itu menjadi pertanda bahwa pada awalnya ia cukup mencintaiku kan? Dan satu lagi, karena takdir cintaku yang sangat payah. Aku tak percaya ramalan lagi, aku tak percaya kartu tarot. Aku merasa sedih ketika mengingat masa itu. - Huang Zi Tao

Aku sangat mencintai Ranbyul, demi keinginan Ranbyul aku sudah rela melepaskan separuh nafasku, menari. Aku melakukannya karena aku sudah mendapatkan penggantinya. Dan perjuanganku tak sia-sia. Aku benar-benar membawanya ke altar pernikahan dan mengucapkan janji suci dengan bahagia. Terlebih sekarang sudah hadir seorang malaikat kecil di antara kami. Oh Jitae. Aku tahu apa alasannya memberi nama Oh Jitae. Aku memakluminya karena aku tahu hatinya. – Oh Sehun.

                END~
                Ulalala~ lalalaa~
Eottokhae? Ff nya saya bagi 5 bagian tapi ini twoshoot. Mianhae..
RCL nya yaa. Don’t be silent readers.
Yang like+komen aku doain bisa ketemu bias. Amiiin~
Saya pamit mau ke planet mars bersama Chanyeol :p